Real Steel

hugh-jackman-real-steel-poster-01

Sebenarnya agak aneh juga tema film ini pertarungan antar robot di dalam ring? dan film ini diluncurkan di tahun yang sama saat Transformers: Dark of the Moon muncul dengan efek gila – gilaan. pertarungan antara autobots dengan decepticon yang hampir melumat kota chicago. Jadi apa bagusnya film ini?

Tahun 2020, dunia tinju sudah jauh berbeda dengan yang kita kenal sekarang. Mengingat masyarakat ingin sesuatu yang lebih brutal tetapi terbatas dengan fisik manusia biasa mereka mulai menciptakan robot-robot yang bertarung di atas ring menggantikan mereka. Manusia hanya mengendalikan kontrolnya saja dari sudut ring sementara para robot yang bertarung di tengah ring. Salah satu orang yang sial karena robot yang ia kendalikan kalah (dan hancur) terus adalah Charlie Kenton.

Gara-gara kalah dan terus penasaran (alias membeli robot baru terus menerus) hutang Charlie terus menumpuk dan sosok mantan petinju ini mulai kehabisan akal membayar hutang sekaligus membeli robot baru. Keberuntungan Charlie datang saat mendengar bahwa mantan istrinya meninggal dan ia kejatuhan hak asuh dari anak mereka: Max. Charlie yang tak ingin mengurus Max kemudian ‘menjual’ hak asuhnya kepada paman dan bibi Max yang ingin mengasuh si bocah. Syaratnya adalah Max harus ikut dengan Charlie selama tiga bulan karena sang paman dan bibi ingin berbulan madu terlebih dahulu. Bagaimana nasib dua ayah – anak ini?

Ungkapan “like father, like son” langsung terlintas di benak setiap penonton melihat HughJjackman dan Dakota Goyo sebagai ayah Charlie dan Max saling mengisi. Sang sutradara Shawn Levy tidak mengambil jalan pintas untuk memperbaiki hubungan keduanya dan menata hubungan keduanya dengan sangat baik. KArakter max tidak seperti kebanyakan karakter anak kecil pada umumnya yang kurang dewasa dan gampang ngambek. Kadang Hollywood kurang kreatif menggambarkan sifat anak-anak dalam film keluarga dan saya bersyukur film ini tidak jatuh dalam pakem klise yang sama. Dan satu lagi karakter pendukung yang bermain bagus adalah Evangeline Lilly juga bermain apik.

Penggambaran tahun 2020 di film ini digambarkan dengan sangat baik. Secara keseluruhan lompatan teknologi yang ada terbilang masih masuk akal. Kamu tidak akan melihat mobil-mobil terbang, tetapi alat kontrol para robot sudah memakai hologram layar sentuh. Juga para robot sendiri memiliki variasi yang berbeda-beda, persis dengan para petarung di dunia nyata. Hal-hal kecil seperti poster pertarungan sampai arena yang beragam (resmi dan tidak resmi) turut menjual realisme dunia Real Steel kepada penonton.

Sajian utama film ini tentu saja pertarungan antara para robot. Real steel sukses sekali menjual teknik dan emoosi dalam film ini.Tahukah kalian bahwa koreografi pertarungan dalam film ini ditangani oleh petinju legendaris Sugar Ray Leonard? Tak mengherankan film ini memiliki deretan pertarungan yang keren sangat! Belum lagi pergerakan kamera sangat dinamis mensyuting antara pertarungan para robot (yang super luwes!) dan teriakan para penonton. Rasanya seperti sungguhan menonton pertarungan. Apa bedanya dengan transformers? Transformers punya teknik tapi tidak mempunyai emosi. Berbeda sekali saat  melihat pertarungan atom saya tertawa, bersorak, tegang serasa seperti dmelihat pertandingan secara langsung. saya ingin Atom, Charlie, dan Max untuk bisa menang dalam pertarungan-pertarungan mereka.

Dan menurut saya Real Steel adalah film yang menyajikan pertarungan antara robot yang juga memperlihatkan hubungan antara ayah dan anak yang baru bertemu dan memulai kehidupan barunya. jadi film ini dalah film yang bisa disaksikan seluruh keluarga. transformer emang keren tapi cuma itu doang. REAL STEEL = AWESOME

 

Score: 85

Movie Details
Director: Shawn Levy
Cast: Hugh Jackman, Dakota Goyo, Evangeline Lilly
Running Time: 127 Minutes

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman belanja online

kembali menonton

[Review] Hataraku Maou Sama