Defendor

defendor-poster

I’m gonna capture Captain Industry! ~ Arthur Poppington

Tiap manusia punya topeng “superhero”-nya masing-masing, setiap individu pun punya cara masing-masing merefleksikan kebaikan dalam dirinya. Tidak harus punya kekuatan super layaknya jagoan-jagoan di komik untuk bisa menolong sesama, tidak harus dalam skala besar pula. Mulailah dengan skala kecil seperti menolong teman, keluarga atau tetangga, baru berpikir untuk menyelamatkan dunia. Sebuah semangat “superhero” itu coba diperlihatkan oleh orang biasa seperti Arthur Poppington, bahkan dia bisa dibilang terlalu sederhana untuk dikategorikan sebagai superhero. Dia bukan superman yang bisa terbang dan punya kekuatan super mengangkat pesawat dengan satu tangan atau batman yang punya perlengkapan canggih untuk membasmi musuh-musuhnya. Arthur membela kebenaran hanya dengan peralatan seadanya plus kekuatan sederhana bernama hati.

Kota Hammer adalah kota yang ‘sakit’. Sekilas mungkin tidak ada yang salah dengan kota ini… itu kalau kita mau tutup mata dengan segala kejahatan yang terjadi di dunia undergroundnya. Sebut saja para wanita tuna susila yang berkeliaran di mana-mana, obat terlarang yang beredar di jalanan, sampai para geng yang nampaknya lebih berkuasa ketimbang polisi. Apakah memang tidak ada harapan bagi kota ini? Harapan itu mencuat dalam bentuk seorang pahlawan pemberantas kejahatan bernama Defendor. Tapi jangan membayangkan Defendor ini seperti Spider-man atau Superman karena ia tidak punya kemampuan super apapun. Jangan juga membayangkan ia seperti Batman atau Iron Man yang memiliki ilmu bela diri yang tinggi atau dana milyaran buat membangun teknologi pemberantas kriminal. Bahkan Arthur Poppington – sosok asli Defendor – tidak bisa dibilang normal. Ia sedikit terbelakang. Mungkin belum sampai taraf idiot, tetapi jelas daya intelejensianya tidak lebih cerdas dibandingkan anak berumur 10 tahun.

Toh walaupun dia – maaf – kurang cerdas, Arthur / Defendor memiliki hati yang baik. Kepolosan dan kejujuran layaknya anak kecil itulah yang membuat dia tidak pernah bisa dikorupsi layaknya para polisi yang dibeli oleh para geng. Di suatu hari patrolinya, Defendor menolong seorang WTS muda bernama Kat. Kat kemudian tinggal bersama dengannya, pertama ingin mencuri dan mengeksploitasinya, tetapi pada akhirnya kagum dengan kepolosannya. Di lain pihak, Arthur yang selama ini mencari musuh besarnya: Captain Industry diberitahu oleh Kat bahwa ia pernah bekerja di bawah Captain Industry. Berdasarkan informasi ini, Defendor pun mencari sang musuh bebuyutan. Siapa sebenarnya sang Captain Industry?

Seperti halnya dengan kesederhanaan yang ditampilkan Defendor, keseluruhan film ini juga tampil sederhana. Film yang dibintangi oleh Woody Harrelson sebagai Arthur Poppington (Defendor) ini bukan film berbujet besar dan berembel-embel mahakarya blockbuster di musim panas. Sebaliknya apa yang ditawarkan film ini adalah sebuah kekuatan yang berasal dari cerita, drama berbalut action yang solid tanpa sedikitpun dihias oleh efek-efek canggih. Namun jangan buru-buru menilai film ini akan menjadi action yang “lame” atau membosankan karena ketiadaan adegan obral CGI. Dengan bujet yang sepertinya tidak besar, Peter Stebbings nyatanya mampu memaksimalkan cerita yang berakar dari pondasi sederhana tentang seorang yang berlagak seperti superhero. 95 menit rasanya sudah cukup untuk menjadi saksi lahirnya pahlawan baru ini.

Woody Harrelson sebagai Arthur / Defendor mencuri hatiku. Aktingnya sebagai Defendor yang lugu membuatku sangat terkesan padanya. Dia tidak pernah jatuh sebagai karakter yang menyebalkan – selalu karakter yang mengesankan dan tumbuh di hatimu seiring kamu menontonnya. Kat Dennings yang berperan sebagai Kat juga mampu menjiwai perannya. Walaupun saya kurang suka Kat Dennings yang memancarkan aura angst (baik saat akting maupun dalam hidup nyata – baca saja blognya) saya merasa bahwa kali ini aura angst itu pas sekali untuk karakternya. Seakan Kat si pelacur memang diciptakan untuk Kat si artis. Chemistry antaranya dan Defendor juga kompak dan serasi. Terakhir adalah Sandra Oh, sang psikolog yang mewawancarai Arthur mengenai masalah kejiwaannya. Mengingat film ini sebagian besar dituturkan dalam flashback, posisi sang dokter Grey’s Anatomy ini seperti mata penonton. Yang pertama tidak tahu apa-apa mengenai sang pembela kebenaran, tapi lambat laun tumbuh mengenal lantas kemudian mengaguminya. Tambahan lagi beberapa aktor lain seperti Elias Koteas sebagai polisi undercover dan Michael Kelly sebagai bos dan sahabat Arthur turut membantu menyempurnakan film ini.

Karena berbudget kecil, film ini tidak menemukan studio di Amerika yang hendak mendistribusikannya. Sungguh disayangkan karena walaupun Defendor tidak memiliki spesial efek yang mewah, ia memiliki sesuatu yang tidak dimiliki 90% film superhero yang kutonton. Hati. Jangan sebut dirimu penggemar film superhero bila kelewatan film ini.

Score: 9.0

Movie Details
Director: Peter Stebbings
Cast: Woody Harrelson, Kat Dennings, Elias Koteas, Sandra Oh
Running Time: 95 Minutes

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman belanja online

kembali menonton

[Review] Hataraku Maou Sama