she’s out my league

shesoutofmyleague500620

Setelah menonton (500) Days of Summer, ekspektasi saya akan film-film rom-com naik. Saya tidak lagi mudah dipuaskan dengan rom-com yang biasa-biasa saja. Film She’s Out of My League yang adalah film sutradara anyar Jim Field Smith tadinya saya pandang dengan sebelah mata. Maklum dong, premisenya saja standar banget. Film bergenre komedi romantis yang isinya tentang seorang cowok cupu yang berhasil ngedapetin cewek super cantik & hot. Dan awalnya banyak yang gak terima & di akhir film mereka berbaikan. Tamat. Happy Ending. Dan kita akan melupakan film itu dalam waktu gak ada sebulan. Yang bikin saya penasaran adalah karena review & kritik terhadap film ini gak buruk2 amat layaknya drama komedi lain.

Dan sebenarnya hanya itu sajalah yang merupakan kelemahan dari film ini. Dalam dunia nyata di mana mayoritas gadis berpikiran bagaimana mendapatkan seorang pria dengan dompet lebih tebal dari dirinya (come on, that’s the ugly truth, just like how guys are interested with girls with high sex appeal) adalah amat sangat mustahil seorang gadis layaknya Molly jatuh cinta dengan seorang pecundang ala Kirk. Saya survey dari teman cewe saya (yang tampangnya di atas rata-rata) bahwa cowo yang penuh perhatian itu baik tetapi mereka lebih mencari cowo yang aman secara finansial dan bisa membuat mereka aman (dengan kata lain: bisa memenuhi kebutuhan belanja mereka). Kirk memang penuh perhatian dengan pasangannya tetapi tingkahnya yang kikuk dan pengalah tidak mungkin membuat Molly merasa aman bersama dengannya. Lebih parah lagi adalah keuangan Kirk kalah telak dengan Molly. Apa jadinya seorang pria yang kalah keuangan dengan pacarnya? Diinjak harkat dan martabat sang cowo pastinya.

Toh kalau kita mau tutup mata dengan kelemahan yang satu itu, saya berani bilang kalau She’s Out Of My League adalah salah satu rom-com paling memuaskan yang kutonton belakangan ini. Chemistry dari Kirk dan Molly kentara mengisi satu sama lain sehingga saya masih bisa menerima (dalam konteks film) kalau keduanya bisa jadian. Pun ada banyak pelajaran yang bisa kupetik di dalamnya mengenai perasaan inferior, ketika Kirk mulai bisa menghargai dirinya, sebagai penonton saya turut bersorak untuk mendukungnya (mungkin sang sutradara memanfaatkan mentalitas dukung underdog?). Jangan lupa bahwa ada banyak humor-humor lucu di sini tanpa perlu mengandalkan adegan slapstick atau menjurus ke seks. Pelajaran penting buat penulis skenario lain dari duet Sean Anders dan John Morris. Kalau menulis skenario berpusatlah pada jalan ceritanya yang lucu dulu dan humor akan datang dengan sendirinya, bukan malah terbalik seperti kebanyakan film rom-com lain yang memaksakan adegan-adegan lucu masuk ke dalamnya.

OVERALL: Cukup menajdi embun penyejuk diantara hadirnya film komedi romantis yang sama sekali gak romantis & gak lucu.Walaupun tidak sebagus (500) Days of Summer, saya menyarankan para geek dan cowo loser buat menontonnya. Anggap saja sebagai pelampiasan impian kalian yang tak mungkin kesampaian.

Score: 8.o

Movie Details
Director: Jim Field Smith
Cast: Jay Baruchel, Alice Eve, Krysten Ritter, TJ Miller
Running Time: 104 Minutes

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman belanja online

kembali menonton

[Review] Hataraku Maou Sama